Kampung halaman

Malam ini terasa berat untuk melepas bayangan tentang dimana aku berdiri pertama kali ditanah seberang, sebab semua yang ada didekatku sekarang bunyi-bunyian alam, lewat suara ciptaan Tuhan, hewan liar keliling digelap malam, mungkin saatnya ronda, bangunkan temannya untuk cari apa yang mereka cari, dipohon kelapa di daun ketela, semua berkumpul sembari membakar semangat tetap bertahan, dari sini aku mencari jati diri yang semakin lama ku cari semakin pergi, sebenarnya aku ini mau apa, sebenarnya yang ku mau sejenak pulang mencium pipi ibuku, memeluk erat bapaku, kemarin aku mendengar suara lembut dari beliau, walau lewat jaringan telfon itu sudah cukup sebenarnya, tapi hati ini masih ingin lari dari waktu-waktu yang semakin menjerat langkah kakiku, tanpa disadari akupun malu dengan tatapan seribu mata yang ada, karena mereka sedang asik bercanda dengan sanak saudara, sedang aku hanya duduk diam sembari meraba waktu kapan aku luapkan rasa emosiku bertemu dengan keluarga.
Suara hewan melata itu masih hingap ditelingaku, membuat semua berubah, seperti malam semakin malam dan gelap semakin gelap, tak ingin aku berandai-andai sebab waktu, sebab semua akan berjalan dengan sendirinya, ku tau waktu tak akan mundur, misteri dibalik misteri sudahlah tentu, sebentar aku akan disini dan sebentar aku akan kesana, aku ingan senyumu ibu aku ingat candamu bapak, pesan itu tak pernah hilang dari ingatan, kalimat kalimat berjubah emas itu jadi tumpuan, ibu bapak sebenarnya aku ingin pulang ke kampung halaman.

This entry was posted on Sunday, February 5, 2012 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Comments
0 Comments

Page View

Powered by Blogger.