Berdoa saja untuk saat ini semoga lancar, itu kata hati, diam seribu diam hanya rombongan burung camar yang bersuara, ditebing gunung di panasnya siang. sekarang sudah tau panjangnya waktu tak ada guna, apabila diri sendiri saja susah bersujud dengan pencipta, kadang hanya soal peduli semata, sebenarnya kewajiban atau kebutuhan, itu yang seharusnya difikirkan. entah kemana daun itu jatuh pasti tak jauh dari pohonya, benar atau tidaknya tergantung angin yang bicara, coba dengar suara jangkrik sudah jadi tanda, malam semakin malam, dan sorepun berlalu begitu saja, dan suara adzan itu pun sangatlah bersahaja, menembus lorong menembus seluk beluk perumahan kosong, membuat yang mendengar mengibaratkan waktu sudah datang, itu sebuah ajakan.
Dari hati kita turun ke tempat dimana sajadah panjang jadi tumpuan untuk meminta, minta akan hak sebagai hamba dan jalani apa yang harus dijalani. bukan hanya sekedar berkata setidaknya, tapi jadi orang bijaksana dengan doa-doa tak hanya cuma membalikan tangan saja, khusuk dan pasrah menjadi darah-darah dari panjatan tangga-tangga doa. kau bermunajat atau meminta, kau yang berkuasa atau terdakwa, seisi bumipun berdzikir atas-Nya. jangan sekali kali kau buang nama itu dari benakmu, karena kemana lagi kau akan lari setelah semuanya pergi.
Jembatan panjang sudah menunggu, di rimba hutan di lereng waktu, menunggu detik haruslah terisi, terisi akan nilai-nilai akan kesehajaan diri. untuk itu aku selalu berdoa. semoga terdengar dan tercipta.
Dari hati kita turun ke tempat dimana sajadah panjang jadi tumpuan untuk meminta, minta akan hak sebagai hamba dan jalani apa yang harus dijalani. bukan hanya sekedar berkata setidaknya, tapi jadi orang bijaksana dengan doa-doa tak hanya cuma membalikan tangan saja, khusuk dan pasrah menjadi darah-darah dari panjatan tangga-tangga doa. kau bermunajat atau meminta, kau yang berkuasa atau terdakwa, seisi bumipun berdzikir atas-Nya. jangan sekali kali kau buang nama itu dari benakmu, karena kemana lagi kau akan lari setelah semuanya pergi.
Jembatan panjang sudah menunggu, di rimba hutan di lereng waktu, menunggu detik haruslah terisi, terisi akan nilai-nilai akan kesehajaan diri. untuk itu aku selalu berdoa. semoga terdengar dan tercipta.
